Thursday 22 December 2016

Selamat Hari Ibu, Mamak

Assalamualaikum warohmatulloh wabarokatuh...

Mamak, Selamat Hari Ibu.
Semoga Mamak semakin sehat, semakin dekat dgn Allah, semakin lancar mengaji & beramal ma'ruf.
Terima kasih Mamak sudah mengandung & melahirkanku dgn sehat, terima kasih selalu mendoakan untuk kebaikanku.
Mohon maafkan putri Mamak ini yg belum bisa berbakti dgn baik, belum bisa membuat Mamak bahagia sepenuhnya.
Meski aku tidak lagi bekerja seperti dulu, mohon Mamak tetap doakan aku agar bisa sukses serta selamat dunia dan akhirat, dan mohon doakan aku agar bisa menjadi istri & ibu yg baik bagi keluarga kecilku.
Sekali lagi terima kasih atas untai doa yg ikhlas di tiap nafas Mamak.
Selamat Hari Ibu, Mamak :)

Wassalamualaikum warohmatulloh wabarokatuh...

Saturday 3 December 2016

Cara Bisnis Impor Barang dari China

Setelah sedikit bercurhat ria kemarin sore, kali ini saya ingin bicara tentang bisnis, biar kekinian hehe …
Dan nggak tanggung-tanggung, yang mau saya bahas adalah bisnis impor! 
Saat ini impor menjadi satu alternatif bisnis yang belum banyak diketahui masyarakat. Ia menjadi rekomendasi tahun 2016. Tentu ini merupakan peluang bagus, apalagi bisnis impor bisa memberikan keuntungan berlipat-lipat hingga 1000%.

Wuiih, serius ada? 

Thursday 1 December 2016

Bersyukurlah Jika Kamu Seorang Jomblo

Sore ini mendung. Sepoi angin dingin menusuk hidung yang kian tersumbat. Dan bersyukurlah jika kamu seorang jomblo, Kawan. Karena saya adalah emak-emak pengejar impian. Lantas apa korelasinya dengan status jomblo? Haha... Kenapa juga harus bersyukur jika kamu seorang jomblo?

Friday 25 November 2016

Mari Menyikapi Rush Money Dengan Bijak

Saat ini sedang hangat pembicaraan mengenai rush money. Di berbagai media sosial membahas tentang rush money. Seperti facebook, twitter, blog, dan semacamnya. Dari mereka yang bener-bener paham tentang keuangan, hingga pihak-pihak yang hanya sekadar untuk eksistensi pun turut serta menyinggung hal itu. Lalu apa, sih, rush money sebenarnya?
Rush money adalah tindakan penarikan dana yang tersimpan di bank secara besar-besaran dan bersama-sama. Penarikan tersebut dilakukan hingga mencapai nilai saldo sekecil-kecilnya bahkan tidak bersisa (nol).
Tujuannya apa?

Thursday 24 November 2016

Kamu, Tunggulah!


Terseok dan terengah
Mengejarmu tak akan jemu
Tertatih nan rintih
Meraihmu bukanlah semu
.
Apa kabar?
Harapku tiada kelabu
Pun setia menunggu
Kamu
.
Lihatlah,
Langit dan bumi menyatu
Mengintip tangis dalam kalbu
Menghias langkah-langkah penuh peluh

Thursday 10 November 2016

Silakan Nikmati (Sendiri) Jalan yang Kau Pilih

Teruntuk engkau yang telah kuuntai tutur nasihat untuk keselamatanmu,
Silakan nikmati jalan hidup yang kau pilih. Tapi tolong, nikmati saja sendiri. Mohon jangan menarikku untuk mengambil arah yang sama. Karena aku beda. Hati ini memiliki keyakinan atas Tuhan Yang Esa. Nurani ini memercayai kehidupan akhirat itu nyata adanya, dan ingin nyaman di sana. Untuk itulah aku wajib mematuhi Rabb-ku.
Tolong pahami dan hormati.
Jadi,

Wednesday 9 November 2016

Dia Masih Sama?

Saya ada ide nulis beberapa. Tapi mood kok lagi jelek. Tepatnya bukan mood sih. Tapi stamina. Badan lemas, padahal udah makan. Entah, seperti ada sesuatu yang membuat tubuhku merasakan dominan atas energi malas.
Halaaahh ... bilang aja lagi malas dan bad mood. Gitu aja muter-muter keliling bundaran HI, haha :D
Habis gimana?
Kelas Preview Parenting dengan tema Orang Tua Kreatif gratis via telegram

Tuesday 8 November 2016

Peniru Ulung Itu Bernama Lentera

Lentera adalah penerang. Ialah cahaya, yang memberi cerah dan warna kehidupan. Alhamdulillah aku memilikinya. Rintya Lentera Hanief, putri yang cantik, imut, cerdas dan sholeha Insya Allah Aamiin....

Saya dan suami sungguh bersyukur karena dikaruniai seorang anak yang sehat, cantik, menggemaskan, dan yang paling penting ia mudah diajak berkomunikasi. Diminta tolong pun cepat tanggap. Energinya luar biasa, namun bukan hiperaktif. Kami menyebutnya sebagai anak yang aktif dan periang. Karena itu geraknya banyak, seolah tidak bisa diam semenit saja.

Bagaimana saya bisa mendapatkan anugerah begitu indah? Allahu 'alam. Semua rahasia Allah. Hanya saja, di masa kehamilan dulu saya berusaha senantiasa mengingat dan mendekat pada Allah.
Karena ibu hamil memiliki emosi yang tidak stabil, sekuat tenaga saya mengontrolnya dengan selalu berpikir positi. Dengan cara itulah saya bisa menyuguhkan senyum untuk siapa pun. Kebetulan ketika hamil saya masih bekerja di rumah sakit swasta yang memiliki tuntutan untuk selalu ramah kepada pasien atau pun masyarakat. Jadi mau atau tidak, suka atau tidak, persediaan senyum harus selalu ada.

Begitu pun setelah ia lahir. Selain memberi asi eksklusif sampai usia 2 tahun, saya memilih makanan yang baik untuk pertumbuhannya.
Untuk perilaku, saya bekerja sama dengan suami untuk menunjukkan hal-hal yang baik saja di depan putri kami. Hasilnya ... Alhamdulillah kami bangga atasnya.
Meski terkadang khilaf itu ada, namun berusaha memperbaiki adalah yang utama. Tak dipungkiri banyak hal terjadi, sehingga saya dan suami tetap harus berjuang demi kebaikan masa depan anak kami. Dalam hal apapun itu.

Bunda dan Ayah, di usia 1000 hari pertama kehidupannya, seorang anak memerlukan asupan yang bergizi untuk tumbuh kembangnya, secara fisik, psikologis serta otak atau kecerdasan. Ini sangat penting ya, Bunda, agar kita sebagai ibu harus benar-benar bisa memerhatikan apa yang masuk ke pencernaan anak.

Selain asupan dalam makanan, asupan kata-kata dan perilaku juga tidak kalah pentingnya. Maksudnya, selain memberi makanan yang bergizi tinggi, kita sebagai orang tua harus wajib memberikan asupan kalimat-kalimat dan perilaku yang baik. Karena anak itu akan meniru setiap apa yang kita katakan maupun kerjakan. Maka benarlah orang bilang bahwa anak adalah peniru ulung. Dia sangat handal dalam mengingat dan mempraktikkan ulang apa yang didengar dan dilihatnya.

Lalu, siapa yang ingin anaknya tumbuh sehat plus menjadi cerdas dan berakhlak baik? Pasti semua angkat tangan yaaa ...
Karena itulah, Bunda dan Ayah harus memperhatikan betul perilaku diri agar tidak salah ditiru oleh anak. Dijaga lisan kita, seperti pesan Rasulullah, "Berkata yang baik atau diam."

Dikendalikan pula yang namanya emosi, karena dalam rumah tangga tidak mungkin tanpa adanya perselisihan antar suami-istri. Jangan sampai emosi meledak di depan anak. Karena hal tersebut akan cepat terserap ke sisi psikologis anak yang berimbas pada penyimpangan perilakunya. Na'udzubillah ....

Semoga tulisan pendek ini bisa bermanfaat dan membantu Ayah-Bunda dalam mengasuh dan mendidik buah hati, yaa ...

Semangat Pagi! ^_^

Pare, 08112016

Monday 7 November 2016

Jadilah Wanita Cerdas

Ramai sekali hingga penuh dan sesak. Kalimat-kalimat membabi buta yang salah dalam penyampaian dan pemilihan kata, menurutku. Di dinding dan jendela itu, tempat kami melihat dunia. Berserakan diksi menyakitkan mata.

"Aku nggak membela. Aku, kan, cuma ngomong pendapatku." Hampir tidak pernah aku meributkan perkara yang jauh dari jangkauanku. Tapi berhubung ini tentang Islam, kuberanikan untuk membuka mulut dan mencipta perdebatan sejak sepuluh menit lalu. Untung si kecil sedang bermain dengan sang nenek. Jadi ia tidak perlu menangkap apa yang terjadi di kamar ini.

"Tapi sampeyan ngomongnya harus pake ilmu, jangan asal, Dik," jawab pria kurus itu. Melekat padanya kain sarung hijau yang belum ditanggalkan lepas salat isya.

Terkunci. Otak dan bibirku. Jujur saja dalam ilmu aku masih sangat fakir.

"Sampeyan juga kudu bisa nyaring berita, nggak boleh langsung telan. Berpikir dan beropini jangan pake emosi, tapi pake ilmu biar jadi wanita cerdas," ia menambahkan dengan mata yang enggan beralih dari layar ponsel, "ini sampeyan baca. Yang ini juga." Dia mendekat dengan ponsel mengarah di depan wajahku. Ibu jarinya nampak bergoyang naik-turun kanan-kiri pada layar ponsel.

Aku terpaku beberapa saat lalu membaca apa yang baru saja disuguhkannya. Kurang lebih lima menit kami terdiam.

"Oke. Ini penegasanku ya ... aku tidak membela gubernur itu, karena jelas kalimatnya itu salah. Tidak seharusnya dia memakai ayat Al Quran. Tapi anarki kemarin juga sangat disayangkan, Yah. Yaa ... meski mungkin ada pihak-pihak yang nggak bertanggung jawab yang memanfaatkan kondisi ini."

Aku melirik suami berharap memperoleh respon seperti sebelumnya. Namun yang ditunggu justru memejam mata sambil  merebah tubuh.

"Ealaah ... malah mapan turu*. Ya udah, Ayah capek istirahat aja, deh. Ngomongin ini nggak ada habisnya. Udah, ya, aku mau ada kelas."

Keterangan :
*) malah mapan turu = malah beranjak tidur

Pare, 07112016

Thursday 3 November 2016

Sepoi yang Terdampar Dari Peradaban

Beberapa waktu terakhir, aku memilih untuk hengkang sementara dari peredaran media sosial. Sesekali masih intip-intip sih, hehe ... tapi hanya untuk keperluan yang memang perlu :D

Alesannya apa?

Sederhana tapi bisa dibilang lebay sih sama orang ... ialah sakit mata aja kalo buka sosial media yang isinya kalimat-kalimat vulgar dan negatif. Aduuhh... bisa mengeraskan hati itu katanya.
Juga kata Pak Erbe Sentanu dalam bukunya Quantum Ikhlas, bahwa untuk mencapai derajat ikhlas dan memeliharanya, kita musti menjauhi hal-hal berbau negatif. Agar ikhlas senantiasa terpatri dan terjaga dalam keseharian kita. Naah ...

Tentu saja hal positif dan bermanfaat itu memang lebih baik yaa... Selain mengenyangkan (otak) juga menambah tabungan pahala. Betul, nggak?
Nah, siapa sih yang nggak mau sama pahala?  ;)

Sebenernya sih, alasan logout sementara bukan 100% karena hal negatif di atas, hehe ...
Melainkan ini sedang menerima satu komitmen lain yang mewajibkan untuk fokus dan sedikit kreatif. Jadi mau nggak mau, waktu luang lebih banyak terpakai untuk itu.

See ... Malam ini sebenarnya pengen nulis sesuatu yang apik karena baru aja dapet kabar yang cukup manis. Tapi entahlah ... Apa karena baru melemparkan diri dari peradaban, jadinya nggak nemu kalimat apik yang menarik. Atau ada faktor lain. Don't know why.
Akhirnya satu paragraf kecil inilah yang tersaji. Selamat menikmati yaa... Semoga terhibur :D

"Angin malam ini, berembus cukup manis. Antara menyejukkan dan dingin. Satu sisi ingin segera memeluk ruang tempat meringkuk mencari hangat. Namun sepoi yang tak selalu hadir, memaksa untuk setia menikmati ini. Semilir sunyi yang menghantar mimpi. Lagi."

Pare, 03112016

#Rindah
#SepoiMimpi

Saturday 22 October 2016

Hidup Tak Semanis Foto

Ketika melihat foto-foto yang berkeliaran di media sosial, seperti facebook, instagram dan lainnya, apa yang terpikirkan?
“Tergantung fotonya, dong”
Iyaa… tentu saja tergantung foto apa yang tertangkap mata.

Misal, foto wanita dengan wajah mulus, cantik, dengan balutan pakaian melekat sehingga membentuk tubuh, apa yang engkau pikirkan wahai ikhwan?
Kalau foto laki-laki berwajah tampan dengan gaya cool dan terlihat soleh, apa yang engkau pikirkan wahai akhwat?
Terus kalau foto-foto dengan wajah penuh keriangan menampilkan sedang berada di suatu tempat yang indah atau mewah, apa yang kita pikirkan? Mayoritas akan membatin, “Enak ya hidupnya si Anu.”
Padahal, tahukah apa yang sebenarnya dalam benak obyek foto tersebut? Pastikah mereka tidak memiliki masalah? Adakah jaminan hidup mereka tanpa beban?
Nggak ada, kan?
Karena hidup tak semanis yang nampak pada sebuah foto, temans.
Sejatinya manusia hidup di dunia dengan cobaan masing-masing. Ada yang diuji dengan kemewahan, kemalangan, kemiskinan, ilmu, ketampanan atau kecantikan, dan sebagainya. 
Maka untuk menghindari sangkaan, baiknya kita menghindari terlalu lama memandang sebuah foto yang terekspos. Selain menjaga pandangan, juga menjaga kita dari hal-hal yang dapat mengeraskan hati. 

#reminder

Sunday 16 October 2016

Trial and Error

Ceritanya ini lagi nyoba aplikasi blogging perdana pake handphone. Working nggak ya? Agak rempong sih, tiap akses selalu muncul kotak peringatan izinkan akses atau tidak. Hadeehh ...
Hakikatnya aku hanya ingin bisa nulis di blog tanpa harus pegang PC.
Waduuh bahasaku haha... Yaah intinya pengen selalu bisa update tulisan aja gituu pake handphone hehe
:)

Saturday 8 October 2016

Me Time-nya Emak-Emak

Kendala terbesar seorang emak-emak untuk 'me time' adalah rutinitas. Belanja, memasak, cuci-cuci, beres rumah, seterika, dan sebagainya. Namun yang paling menyita waktu adalah mengasuh dan menjaga baby. Jam kerjanya full 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 30 hari sebulan. Jadi saya angkat topi bagi emaks yang mampu me-manage itu semua, tanpa asisten rumah tangga, namun 'me time'-nya masih jalan terus.
Yang saya maksud di sini bukan waktu untuk diri sekadar having fun. Akan tetapi, ialah waktu untuk diri berkarya sesuai dengan passion, impian dan cita-citanya.

image by emakpintar.asia

Saya pribadi memiliki impian menjadi penulis. Sekarang sih masih ecek-ecek grin emotikon makanya masih harus belajar terus-terusan di tengah tugas kenegaraan yang tidak pernah bisa ditinggal sedikit pun grin emotikon

Karena itu saya

Wednesday 5 October 2016

Jadi Penulis Skenario. Mau?

Masih melekat di ingatan… tentang temanku yang karyanya udah tembus televisi swasta nasional tempo hari? Siapa ya namanya? Duh, lupa! Maklumlah emak-emak banyak yang dipikirin *grin emotikon*
Pokoknya kereenn deh prestasi doi ….
Nah, siapa yang nggak pengen seperti dia? Jangan angkat tangan yaa, temans! *grin emotikon*

Syarat untuk bisa sekeren itu musti bisa nulis, kan? Tentunya harus tulisan yang baik.
Gimana biar bisa menulis yang baik? Yaa belajar :) Termasuk belajar bikin skenario film

Saturday 1 October 2016

Korelasi Antara Jomblo dan Menulis


Malam minggu, nih. Saat di mana para jomblowan-jomblowati resah. Gegana. Tersebab statusnya, JOMBLO.
Apa, sih, jomblo itu? Mengapa banyak yang menjadikannya sebagai momok?
Yuk, ah ... dibahas tipis-tipis 😀

 image by kejora1924@blogspot.com

Friday 16 September 2016

Kenangan Itu Pernah Ada, Mila (Selamat Jalan)


Mila, apa kabar? Memang, pertanyaan ini tidak lagi penting. Karena kamu telah bahagia. Akan tetapi ijinkan aku untuk menyapamu kali ini. Meski sekadar lewat angin, semoga Tuhan menyampaikannya untukmu.

Mila, terakhir kita bertemu saat resepsi pernikahanmu. Kamu nampak cantik dan anggun. Binar kedua mata itu masih kuingat jelas, tanda rasa syukur atas nikmat yang luar biasa. Sempat ada rasa iri. Karena aku masih jomblo ketika itu, hehe ….

Maafkan aku, Mila … kalimat sapa itu tidak pernah tersampaikan beberapa tahun terakhir. Selain karena tempat tinggalmu yang berpindah jauh di seberang pulau, aku pun terlalu sibuk dengan duniaku. Maukah kau memaafkanku?

Oh ya, Mila, kamu ingat? Dulu kita memiliki hobi yang sama. Bermain basket. Kita menghabiskan banyak waktu dengan teman-teman yang lain di lapangan sekolah. Hampir setiap hari, sepulang sekolah hingga sore hari.
Karena rumah yang searah, kita akan pulang bersama dengan sepeda ontel masing-masing. Sepanjang jalan bercerita tentang apa saja. Ah, apa ya yang sering kita bahas dulu? Lalu tepat di depan rumah sakit umum, kita berpisah. Kamu mengambil jalan menikung ke kiri, aku lurus ke barat. Tak jarang sambai melambaikan tangan.

Mila, sebaik-baik pengingat adalah kabar kematian. Kamu percaya itu? Aku meyakininya. Ketika kabar itu sampai di pelupuk mata, aku pun teringat padamu. Pada masa SD dan SMP kita. Juga teringat tentang bagaimana aku, bekalku. Apa-apa yang harus kuperbaiki.

Tapi tidak banyak yang bisa kukisahkan tentangmu saat ini. Meski mungkin banyak yang bilang bahwa kita bukan teman dekat, tapi kenangan itu pernah ada, Mila. Tentangmu. Biarlah piringan hitam memori itu tersimpan rapi di sini. Sampai suatu ketika ada rindu, aku akan memutarnya kembali.
Karena bagaimana pun, takdir tidak akan pernah mempertemukan kita lagi. Allah lebih menyayangimu. Namun semoga saja Dia mengijinkan untuk kita bisa bertemu lagi, di sana, tempat terindahmu kini. Surga. Aamiin.

***

Didedikasikan untukmu, Mila Widyasari. Yang telah berpulang ke rahmatullah siang tadi. Semoga suami, ketiga putri, dan keluargamu diberi tabah dan keikhlasan oleh Allah SWT. Aamiin.

Tuesday 7 June 2016

Tarawih di Malam Pertama Bersama Si Kecil

Puasa Ramadhan tahun kemarin aku melewatkan shalat tarawih hampir setiap hari. Selain karena masih bekerja di rumah sakit yang menuntut sistem shift, juga telah hadir si kecil, Hanief, yang saat itu baru berusia 6 bulan. Ia baru bisa merangkak. Masih terlalu kecil untuk dibawa ke masjid. 

Tapi pernah, sih, 1-2 kali aku coba mengajaknya untuk tarawih jamaah. Hasilnya, aku nggak bisa sholat karena dia nangis! 
Mungkin belum familiar dengan banyaknya orang berdiri dan memakai putih-putih (maksudnya mukena) *laugh emotikon* 

Nah, tahun ini dia berusia hampir 18 bulan. Sudah bisa berjalan bahkan berlari. Terlebih tiap hari sudah aku biasakan mengajaknya sholat (di rumah) biar nggak kaget lagi seperti tahun kemarin. Hasilnya,

Saturday 16 April 2016

Hujan Permata

Banyak sekali hal yang bisa kita bincangkan. Tidak sedikit kesamaan atau cerita-cerita yang mampu mencipta senyum bahkan tawa. Hari-hari dilalui dengan hati. Tidak ada yang menyakitkan. Tidak pernah ada lelehan air dari kelopak mata kecuali karena bahagia. Dulu.

Sering aku berpikir untuk pergi. Menjauh dari lakon yang hanya menoreh luka batin. Namun mengapa sampai sekarang kakiku masih berpijak di lantai rumah beton ini? Diriku pun tidak benar-benar mengerti. Mungkin karena Rein. Atau janji pada almarhumah ibumu untuk tetap setia menjadi istri anaknya.

Kamu tahu?

PAPA MINTA PULSA!

'Tolong kirimi pulsa 50.000, Ma. Dompet Papa ketinggalan.'

Ijah mengernyit. Sms dari 088888888888.

"Oke, pakai nomer hp pun bisa," ucapnya.
 
Pspsps ... Bibir Ijah komat-kamit beberapa detik.
 
'Beres. Tunggu aja, Pa. Pulsanya udah aku kirim, dalam bentuk santet.' Sent.

"Biar tahu rasa!"

***

Fiksi Mini pertama yang aku buat di grup FB. Bersejarah ini, harus diabadikan :D

Thursday 14 April 2016

Yang Terabaikan

Di sebuah rumah mewah ....

Plaaakkk!!!
Tamparan keras akhirnya mendarat di pipi merah itu.
 
"Ini ketujuh kalinya," ucap Winda lirih sambil memegangi pipinya.
 
"Aku akan melakukannya yang kedelapan, kesembilan bahkan keseratus!" teriak Jamil geram.


"Kau tidak sadar, Mas."
 
"Masih berani bicara!" Tangan kanan Jamil terangkat tinggi,

Wednesday 13 April 2016

Desember yang Basah

"Saya ingin meminang putri Bapak, untuk menjadi teman di sisa hidup saya." Mata lelaki di depanku itu memancarkan sinar kesungguhan.
 
"Kau berjanji akan membahagiakannya?" Seorang laki-laki lain yang lebih tua memastikan. Dialah ayah.

"Tentu, saya berjanji."

"Tidak akan menyakitinya?" Ayah masih belum puas.
 
 "Tidak akan pernah," jawabnya mantap.

"Baiklah,

Mengapa Menulis?

Sudah cukupkah bekal kita?

Kehidupan dunia merupakan perjalanan menuju kampung abadi yaitu akhirat. Selayaknya melakukan suatu perjalanan, tentu dalam hidup ini pun memerlukan bekal untuk sampai ke tujuan dengan selamat (baca: masuk surga). Apa bekalnya? Berupa akumulasi pahala yang nantinya akan ditimbang di Hari Penghisaban/Pembalasan. Dengannya (pahala) ... akankah mengantar kita ke surga, atau malah melempar ke neraka.

Merasa fakir pahala, saya memilih "menulis"

Tuesday 12 April 2016

Di Malam Purnama

Di malam purnama di tepi danau, Embun sumringah menatap wanita di sebelahnya. Lama tak bertemu sosok hawa membuatnya keranjingan*. Ia mengulurkan tangan, “cantik, boleh tahu namanya? Saya pria terpopuler di kompleks sini, Embun.”
.
“Yul,” jawab wanita itu singkat tanpa mengacuhkan tangan Embun.
.
Jawaban dingin itu memaksa Embun menarik tangannya dan mengikuti arah pandangan Yul yang tak berhenti mendongak.
.
“Rembulan tak lebih cantik dari paras tirusmu, Yul,” rayu Embun sambil menggaruk bulu dadanya. Sesekali ia menaikkan posisi

FOKUS


Rian bingung dengan senapan yang ada di tangannya. Tak satupun senjata pernah ia taklukkan dengan baik. Karena ia hanya melihat itu di film-film.
.
Rian mencoba untuk tenang. Fokus dengan tujuan. Dipegangnya erat senapan itu dengan pangkal terjepit di ketiak kanan. Telapak tangan kanan meraba sisi kanan senapan, lalu jari telunjuk masuk ke lubang pemantik peluru. Dan telapak tangan kiri menyangga bagian laras senapan.
.
'Ah, andai aku nggak menyanggupinya,' sesal Rian. Laki-laki paruh baya itu tak pernah mampu menolak permintaan, terlebih dari orang yang dicintai. Tapi penyesalan tak mampu mengubah situasi saat ini. Ia harus membuktikan bahwa keberaniannya bukanlah isapan jempol.
.
"Ayo, Rian, kamu pasti bisa." Sebuah suara manja membuat Rian menoleh cepat. Sesaat mereka beradu senyum.
.
"Sssttt!"

Kumpulan Fiksi Mini

Aku sedang belajar membuat Fiksi Mini, lho ... Hitung-hitung belajar merangkai kata dengan cepat. 
Beberapa judul tersusun karena sebuah event kecil-kecilan di grup Facebook. 
Dan aku akan update coretan ini sedikit demi sedikit. Maklumlaah ... namanya juga belajaarr :D


KECELAKAAN | Menghempaskan masa depan dua sejoli itu yang akan menikah besok.


AKU INGAT | Lima tahun lalu ayah berjanji memberiku seorang adik. Kini janji itu terpenuhi, tapi bukan dari ibuku.

Wednesday 23 March 2016

[PUISI] Elegi Rohani


Para cucu Adam menjelma rapi
Padan kemeja-jas mengkilat
Tumpukan "barang-barang" di brankas
Pintu mukhlis pun terkunci apik

Lidah termanja lauk sedap
Nyenyak dalam rumah tinggi nan mewah
Terlelap dengan gegap dunia
Alpa akan amar Tuhannya

Namun bila takdir mengundang papa
Jiwa berontak

[OPINI] Dosa Penulis Cerpen Terkenal

Dia penulis terkenal. Saya yakin seperti itu. Karya-karyanya nangkring di banyak media cetak. Pertanyaan diri, "berapa ya honor yang dia terima tiap bulan? Kayaknya ngalahin pegawai kantoran." Hehe grin emotikon.

Terus terang saya belum pernah membaca karyanya. Baru malam ini saya sempatkan menengok salah satu cerpen penulis muda itu yang dimuat di media cetak. Ceilee ... sesibuk apakah diriku ini sehingga berani menggunakan kata "sempat"? Pejabat atau politikus bukan. Penulis profesional juga belum.

Lalu apa yang terjadi? Berharap mendapat inspirasi tentang ciri tulisan yang tembus media, eh malah kebingungan yang saya terima.

Begini. Secara teknik, penokohan, alur dan konflik, karya itu bagus. Sangat bagus malah. Saya belum tentu bisa membuat seperti itu. Ralat, mungkin belum untuk saat ini. Smile emotikon.
Tapi kalau bicara tentang apa yang ada dalam buku 101 Dosa Penulis Pemula karya Pak Isa Alamsyah, ternyata banyak dosa yang dilakukannya. Seperti serangan aku/saya, dia/ia dan -nya. Banyak sekali, hampir di setiap paragraf. Namun dosa-dosa itu tertutupi oleh poin-poin yang saya sebut di atas.

Sesuatu yang mengganjal hati saya sebagai seorang penulis pemula, sebenarnya sastra itu seperti apa? Apakah dosa yang ditulis oleh Pak Isa mempengaruhi kesusastraan sebuah karya yang diminati media publik?

Last but not least, jadi karya sastra seperti apa yang bisa pecah media? Terus terang saya butuh uang untuk membeli diaper si kecil.

Tuesday 22 March 2016

Opini Atau Artikel Apa?

Menurut jadwal harian menulis yang saya tentukan sendiri, hari ini adalah waktu membuat Opini atau Artikel. Jadwal yang dimaksud guna mendisiplinkan diri agar konsisten dalam menulis. Agar memenuhi target minimal sesuai One Day One Post (ODOP) atau sehari satu post (tulisan). Semoga tercapai.

Tapi sepertinya hati masih ada bisik-bisik excuse (alasan).
"Ah, kayaknya susah nih si kecil gangguin terus jadi nggak bisa fokus nulis."

"Kayaknya nulis artikel agak ribet karena butuh data, nggak hanya sekedar tulisan jenis opini yang santai dan bebas."

Monday 21 March 2016

[FIKSI MINI] Resah Menelanjangi Pikiranku

Ceritanya hari ini pengen nulis Fiksi Mini (Fikmin), yaitu cerita fiksi yang tidak terlalu banyak karakter. Di beberapa artikel, ada yang menyebutkan kalau Fikmin memiliki karakter tak lebih dari 140. Singkat banget kan? 
Tapi ternyata ada juga beberapa pendapat yang bilang bahwa Fikmin nggak melulu kudu sesingkat itu. 
Yeeeyy ....

*** 
RESAH MENELANJANGI PIKIRANKU. Kata-kata Ukhti Syifa yang disampaikannya tadi sore

[CERPEN] Ayah di Genggaman Maya

Biasanya Ayah berkunjung enam purnama sekali. Hari ini pria yang kubanggakan itu datang bersama seorang gadis kecil. Mungkin ia seusiaku. Hanya saja mulutnya memanggilku ‘mbak’. Kulit sawo matang dengan mata yang lebar. Menurutku tidak cantik, tapi bukan berarti si pemilik rambut ikal itu jelek. 

Tidak banyak yang diceritakan orang-orang di rumah tentangnya. Maya.

[ODOP] Saya Ingin Bergabung, Bang Syaiha!

Dini hari ini saya menemukan bacaan menarik tentang One Day One Post (ODOP). Saya ingin tergabung di dalamnya, agar bisa me-manage mood dan menjadi disiplin dalam menulis. Namun karena batas akhir pendaftaran tanggal 29 Februari 2016, memaksa saya hanya menikmati beberapa tulisan di blog tersebut. Dan, mencoba untuk mengaplikasikan sedikit ilmu yang saya 'curi' dari sana, yaitu menulis minimal 6 kalimat per hari dan mem-posting-nya di blog. Semoga Bang Syaiha-pencetus dan pengampu ODOP-