Wednesday 23 March 2016

[PUISI] Elegi Rohani


Para cucu Adam menjelma rapi
Padan kemeja-jas mengkilat
Tumpukan "barang-barang" di brankas
Pintu mukhlis pun terkunci apik

Lidah termanja lauk sedap
Nyenyak dalam rumah tinggi nan mewah
Terlelap dengan gegap dunia
Alpa akan amar Tuhannya

Namun bila takdir mengundang papa
Jiwa berontak

[OPINI] Dosa Penulis Cerpen Terkenal

Dia penulis terkenal. Saya yakin seperti itu. Karya-karyanya nangkring di banyak media cetak. Pertanyaan diri, "berapa ya honor yang dia terima tiap bulan? Kayaknya ngalahin pegawai kantoran." Hehe grin emotikon.

Terus terang saya belum pernah membaca karyanya. Baru malam ini saya sempatkan menengok salah satu cerpen penulis muda itu yang dimuat di media cetak. Ceilee ... sesibuk apakah diriku ini sehingga berani menggunakan kata "sempat"? Pejabat atau politikus bukan. Penulis profesional juga belum.

Lalu apa yang terjadi? Berharap mendapat inspirasi tentang ciri tulisan yang tembus media, eh malah kebingungan yang saya terima.

Begini. Secara teknik, penokohan, alur dan konflik, karya itu bagus. Sangat bagus malah. Saya belum tentu bisa membuat seperti itu. Ralat, mungkin belum untuk saat ini. Smile emotikon.
Tapi kalau bicara tentang apa yang ada dalam buku 101 Dosa Penulis Pemula karya Pak Isa Alamsyah, ternyata banyak dosa yang dilakukannya. Seperti serangan aku/saya, dia/ia dan -nya. Banyak sekali, hampir di setiap paragraf. Namun dosa-dosa itu tertutupi oleh poin-poin yang saya sebut di atas.

Sesuatu yang mengganjal hati saya sebagai seorang penulis pemula, sebenarnya sastra itu seperti apa? Apakah dosa yang ditulis oleh Pak Isa mempengaruhi kesusastraan sebuah karya yang diminati media publik?

Last but not least, jadi karya sastra seperti apa yang bisa pecah media? Terus terang saya butuh uang untuk membeli diaper si kecil.

Tuesday 22 March 2016

Opini Atau Artikel Apa?

Menurut jadwal harian menulis yang saya tentukan sendiri, hari ini adalah waktu membuat Opini atau Artikel. Jadwal yang dimaksud guna mendisiplinkan diri agar konsisten dalam menulis. Agar memenuhi target minimal sesuai One Day One Post (ODOP) atau sehari satu post (tulisan). Semoga tercapai.

Tapi sepertinya hati masih ada bisik-bisik excuse (alasan).
"Ah, kayaknya susah nih si kecil gangguin terus jadi nggak bisa fokus nulis."

"Kayaknya nulis artikel agak ribet karena butuh data, nggak hanya sekedar tulisan jenis opini yang santai dan bebas."

Monday 21 March 2016

[FIKSI MINI] Resah Menelanjangi Pikiranku

Ceritanya hari ini pengen nulis Fiksi Mini (Fikmin), yaitu cerita fiksi yang tidak terlalu banyak karakter. Di beberapa artikel, ada yang menyebutkan kalau Fikmin memiliki karakter tak lebih dari 140. Singkat banget kan? 
Tapi ternyata ada juga beberapa pendapat yang bilang bahwa Fikmin nggak melulu kudu sesingkat itu. 
Yeeeyy ....

*** 
RESAH MENELANJANGI PIKIRANKU. Kata-kata Ukhti Syifa yang disampaikannya tadi sore

[CERPEN] Ayah di Genggaman Maya

Biasanya Ayah berkunjung enam purnama sekali. Hari ini pria yang kubanggakan itu datang bersama seorang gadis kecil. Mungkin ia seusiaku. Hanya saja mulutnya memanggilku ‘mbak’. Kulit sawo matang dengan mata yang lebar. Menurutku tidak cantik, tapi bukan berarti si pemilik rambut ikal itu jelek. 

Tidak banyak yang diceritakan orang-orang di rumah tentangnya. Maya.

[ODOP] Saya Ingin Bergabung, Bang Syaiha!

Dini hari ini saya menemukan bacaan menarik tentang One Day One Post (ODOP). Saya ingin tergabung di dalamnya, agar bisa me-manage mood dan menjadi disiplin dalam menulis. Namun karena batas akhir pendaftaran tanggal 29 Februari 2016, memaksa saya hanya menikmati beberapa tulisan di blog tersebut. Dan, mencoba untuk mengaplikasikan sedikit ilmu yang saya 'curi' dari sana, yaitu menulis minimal 6 kalimat per hari dan mem-posting-nya di blog. Semoga Bang Syaiha-pencetus dan pengampu ODOP-