Friday 25 November 2016

Mari Menyikapi Rush Money Dengan Bijak

Saat ini sedang hangat pembicaraan mengenai rush money. Di berbagai media sosial membahas tentang rush money. Seperti facebook, twitter, blog, dan semacamnya. Dari mereka yang bener-bener paham tentang keuangan, hingga pihak-pihak yang hanya sekadar untuk eksistensi pun turut serta menyinggung hal itu. Lalu apa, sih, rush money sebenarnya?
Rush money adalah tindakan penarikan dana yang tersimpan di bank secara besar-besaran dan bersama-sama. Penarikan tersebut dilakukan hingga mencapai nilai saldo sekecil-kecilnya bahkan tidak bersisa (nol).
Tujuannya apa?

Thursday 24 November 2016

Kamu, Tunggulah!


Terseok dan terengah
Mengejarmu tak akan jemu
Tertatih nan rintih
Meraihmu bukanlah semu
.
Apa kabar?
Harapku tiada kelabu
Pun setia menunggu
Kamu
.
Lihatlah,
Langit dan bumi menyatu
Mengintip tangis dalam kalbu
Menghias langkah-langkah penuh peluh

Thursday 10 November 2016

Silakan Nikmati (Sendiri) Jalan yang Kau Pilih

Teruntuk engkau yang telah kuuntai tutur nasihat untuk keselamatanmu,
Silakan nikmati jalan hidup yang kau pilih. Tapi tolong, nikmati saja sendiri. Mohon jangan menarikku untuk mengambil arah yang sama. Karena aku beda. Hati ini memiliki keyakinan atas Tuhan Yang Esa. Nurani ini memercayai kehidupan akhirat itu nyata adanya, dan ingin nyaman di sana. Untuk itulah aku wajib mematuhi Rabb-ku.
Tolong pahami dan hormati.
Jadi,

Wednesday 9 November 2016

Dia Masih Sama?

Saya ada ide nulis beberapa. Tapi mood kok lagi jelek. Tepatnya bukan mood sih. Tapi stamina. Badan lemas, padahal udah makan. Entah, seperti ada sesuatu yang membuat tubuhku merasakan dominan atas energi malas.
Halaaahh ... bilang aja lagi malas dan bad mood. Gitu aja muter-muter keliling bundaran HI, haha :D
Habis gimana?
Kelas Preview Parenting dengan tema Orang Tua Kreatif gratis via telegram

Tuesday 8 November 2016

Peniru Ulung Itu Bernama Lentera

Lentera adalah penerang. Ialah cahaya, yang memberi cerah dan warna kehidupan. Alhamdulillah aku memilikinya. Rintya Lentera Hanief, putri yang cantik, imut, cerdas dan sholeha Insya Allah Aamiin....

Saya dan suami sungguh bersyukur karena dikaruniai seorang anak yang sehat, cantik, menggemaskan, dan yang paling penting ia mudah diajak berkomunikasi. Diminta tolong pun cepat tanggap. Energinya luar biasa, namun bukan hiperaktif. Kami menyebutnya sebagai anak yang aktif dan periang. Karena itu geraknya banyak, seolah tidak bisa diam semenit saja.

Bagaimana saya bisa mendapatkan anugerah begitu indah? Allahu 'alam. Semua rahasia Allah. Hanya saja, di masa kehamilan dulu saya berusaha senantiasa mengingat dan mendekat pada Allah.
Karena ibu hamil memiliki emosi yang tidak stabil, sekuat tenaga saya mengontrolnya dengan selalu berpikir positi. Dengan cara itulah saya bisa menyuguhkan senyum untuk siapa pun. Kebetulan ketika hamil saya masih bekerja di rumah sakit swasta yang memiliki tuntutan untuk selalu ramah kepada pasien atau pun masyarakat. Jadi mau atau tidak, suka atau tidak, persediaan senyum harus selalu ada.

Begitu pun setelah ia lahir. Selain memberi asi eksklusif sampai usia 2 tahun, saya memilih makanan yang baik untuk pertumbuhannya.
Untuk perilaku, saya bekerja sama dengan suami untuk menunjukkan hal-hal yang baik saja di depan putri kami. Hasilnya ... Alhamdulillah kami bangga atasnya.
Meski terkadang khilaf itu ada, namun berusaha memperbaiki adalah yang utama. Tak dipungkiri banyak hal terjadi, sehingga saya dan suami tetap harus berjuang demi kebaikan masa depan anak kami. Dalam hal apapun itu.

Bunda dan Ayah, di usia 1000 hari pertama kehidupannya, seorang anak memerlukan asupan yang bergizi untuk tumbuh kembangnya, secara fisik, psikologis serta otak atau kecerdasan. Ini sangat penting ya, Bunda, agar kita sebagai ibu harus benar-benar bisa memerhatikan apa yang masuk ke pencernaan anak.

Selain asupan dalam makanan, asupan kata-kata dan perilaku juga tidak kalah pentingnya. Maksudnya, selain memberi makanan yang bergizi tinggi, kita sebagai orang tua harus wajib memberikan asupan kalimat-kalimat dan perilaku yang baik. Karena anak itu akan meniru setiap apa yang kita katakan maupun kerjakan. Maka benarlah orang bilang bahwa anak adalah peniru ulung. Dia sangat handal dalam mengingat dan mempraktikkan ulang apa yang didengar dan dilihatnya.

Lalu, siapa yang ingin anaknya tumbuh sehat plus menjadi cerdas dan berakhlak baik? Pasti semua angkat tangan yaaa ...
Karena itulah, Bunda dan Ayah harus memperhatikan betul perilaku diri agar tidak salah ditiru oleh anak. Dijaga lisan kita, seperti pesan Rasulullah, "Berkata yang baik atau diam."

Dikendalikan pula yang namanya emosi, karena dalam rumah tangga tidak mungkin tanpa adanya perselisihan antar suami-istri. Jangan sampai emosi meledak di depan anak. Karena hal tersebut akan cepat terserap ke sisi psikologis anak yang berimbas pada penyimpangan perilakunya. Na'udzubillah ....

Semoga tulisan pendek ini bisa bermanfaat dan membantu Ayah-Bunda dalam mengasuh dan mendidik buah hati, yaa ...

Semangat Pagi! ^_^

Pare, 08112016

Monday 7 November 2016

Jadilah Wanita Cerdas

Ramai sekali hingga penuh dan sesak. Kalimat-kalimat membabi buta yang salah dalam penyampaian dan pemilihan kata, menurutku. Di dinding dan jendela itu, tempat kami melihat dunia. Berserakan diksi menyakitkan mata.

"Aku nggak membela. Aku, kan, cuma ngomong pendapatku." Hampir tidak pernah aku meributkan perkara yang jauh dari jangkauanku. Tapi berhubung ini tentang Islam, kuberanikan untuk membuka mulut dan mencipta perdebatan sejak sepuluh menit lalu. Untung si kecil sedang bermain dengan sang nenek. Jadi ia tidak perlu menangkap apa yang terjadi di kamar ini.

"Tapi sampeyan ngomongnya harus pake ilmu, jangan asal, Dik," jawab pria kurus itu. Melekat padanya kain sarung hijau yang belum ditanggalkan lepas salat isya.

Terkunci. Otak dan bibirku. Jujur saja dalam ilmu aku masih sangat fakir.

"Sampeyan juga kudu bisa nyaring berita, nggak boleh langsung telan. Berpikir dan beropini jangan pake emosi, tapi pake ilmu biar jadi wanita cerdas," ia menambahkan dengan mata yang enggan beralih dari layar ponsel, "ini sampeyan baca. Yang ini juga." Dia mendekat dengan ponsel mengarah di depan wajahku. Ibu jarinya nampak bergoyang naik-turun kanan-kiri pada layar ponsel.

Aku terpaku beberapa saat lalu membaca apa yang baru saja disuguhkannya. Kurang lebih lima menit kami terdiam.

"Oke. Ini penegasanku ya ... aku tidak membela gubernur itu, karena jelas kalimatnya itu salah. Tidak seharusnya dia memakai ayat Al Quran. Tapi anarki kemarin juga sangat disayangkan, Yah. Yaa ... meski mungkin ada pihak-pihak yang nggak bertanggung jawab yang memanfaatkan kondisi ini."

Aku melirik suami berharap memperoleh respon seperti sebelumnya. Namun yang ditunggu justru memejam mata sambil  merebah tubuh.

"Ealaah ... malah mapan turu*. Ya udah, Ayah capek istirahat aja, deh. Ngomongin ini nggak ada habisnya. Udah, ya, aku mau ada kelas."

Keterangan :
*) malah mapan turu = malah beranjak tidur

Pare, 07112016

Thursday 3 November 2016

Sepoi yang Terdampar Dari Peradaban

Beberapa waktu terakhir, aku memilih untuk hengkang sementara dari peredaran media sosial. Sesekali masih intip-intip sih, hehe ... tapi hanya untuk keperluan yang memang perlu :D

Alesannya apa?

Sederhana tapi bisa dibilang lebay sih sama orang ... ialah sakit mata aja kalo buka sosial media yang isinya kalimat-kalimat vulgar dan negatif. Aduuhh... bisa mengeraskan hati itu katanya.
Juga kata Pak Erbe Sentanu dalam bukunya Quantum Ikhlas, bahwa untuk mencapai derajat ikhlas dan memeliharanya, kita musti menjauhi hal-hal berbau negatif. Agar ikhlas senantiasa terpatri dan terjaga dalam keseharian kita. Naah ...

Tentu saja hal positif dan bermanfaat itu memang lebih baik yaa... Selain mengenyangkan (otak) juga menambah tabungan pahala. Betul, nggak?
Nah, siapa sih yang nggak mau sama pahala?  ;)

Sebenernya sih, alasan logout sementara bukan 100% karena hal negatif di atas, hehe ...
Melainkan ini sedang menerima satu komitmen lain yang mewajibkan untuk fokus dan sedikit kreatif. Jadi mau nggak mau, waktu luang lebih banyak terpakai untuk itu.

See ... Malam ini sebenarnya pengen nulis sesuatu yang apik karena baru aja dapet kabar yang cukup manis. Tapi entahlah ... Apa karena baru melemparkan diri dari peradaban, jadinya nggak nemu kalimat apik yang menarik. Atau ada faktor lain. Don't know why.
Akhirnya satu paragraf kecil inilah yang tersaji. Selamat menikmati yaa... Semoga terhibur :D

"Angin malam ini, berembus cukup manis. Antara menyejukkan dan dingin. Satu sisi ingin segera memeluk ruang tempat meringkuk mencari hangat. Namun sepoi yang tak selalu hadir, memaksa untuk setia menikmati ini. Semilir sunyi yang menghantar mimpi. Lagi."

Pare, 03112016

#Rindah
#SepoiMimpi