Sunday 7 April 2013

[Ketika] Aku Rindu Menikah

Beberapa hari yg lalu adalah pencapaian usiaku ke 27 tahun. Ada yg berkomentar, 
“oh masih muda”, tapi tidak sedikit yg mengatakan, “ya Allah ternyata dikau sudah tua ya jeng” :D 
Dan babak selanjutnya adalah komentar paling saya suka tapi menyesakkan dada, “trus kapan nikah?” 

Kalau saya flash back ke ingatan beberapa tahun yg lalu, sebenarnya sudah dari usia 22 tahun saya ingin menikah. Saat itu, saya ingin menikah karena ingin ada seseorang yg mencintai, mengayomi,, mengingat dari kecil sudah biasa hidup sendiri (jauh dari orang tua kandung). Sebatas itu. Tapi karena belum ada seorang laki-laki jantan yg berani melamar pada orang tua saya, yaa akhirnya keinginan menikah di usia itu hanya sekedar mimpi. 

Bergerak ke dua tahun berikutnya, keinginan menikah menjadi lebih besar dibanding sebelumnya. Mengapa?
Karena saat itu telah kutemukan seseorang yg kurasa bisa mencintai dan mengayomiku seperti tujuan menikahku semula. Terlebih dia bisa memahami apa yg aku rasakan, yg aku inginkan. Dia juga sudah dekat dengan keluargaku di Pare maupun Surabaya.
Jika memang demikian, mengapa hari ini aku masih single alias belum menikah? 
Yaa mungkin karena bukan dia jodohku. Allah memanggilnya di Juni 2011. Mungkin Allah lebih menyayanginya dibanding aku. Ketika itu usiaku 25 tahun, dan rencana pernikahan sudah di depan mata. *sigh*  Hanya Allah-lah yg paling mengerti apa yg terbaik bagi hamba-NYA. 

Kemudian waktu terus berjalan. Satu bulan, dua bulan, dan seterusnya. Kutemukan sesuatu yg sangat berharga di sepanjang perjalananku selepas kepergian almarhum, hingga hari ini. Sesuatu yg intan berlian pun kalah bernilai. 
Yaitu sebuah kenikmatan karunia dari Allah yang Maha Kasih, berupa iman dan Islam lebih dekat melingkupi keseharianku. Alhamdulillah.. 

Karena balutan keimanan baru dalam hidupku, sedikit demi sedikit visiku tentang menikah bertransformasi...
Di akhir tahun 2011 hingga awal tahun 2012, aku ingin menikah, karena rasa kesepian yg senantiasa menggelayuti hariku, karena kepergian almarhum yg mungkin pada saat itu sebuah “keikhlasan” belum terpatri dalam sanubariku. Tapi lagi-lagi Allah penuh Kasih, entah melalaui apa, sedikit demi sedikit aku memahami arti keikhlasan atas qada dan qadar Allah. 

Di pertengahan tahun 2012, aku ingin menikah, karena mulai banyak kuterima surat undangan dari teman SMA dan kuliah. Jujur saja itu menggugah perasaan cemburu, ingin seperti mereka. Tapi Allah belum mengijinkanku untuk itu. Padahal saat itu aku sudah sedikit merubah visi menikah-kuaku ingin menikah dengan ikhwan yg bisa membimbingku, karena masih kurangnya ilmuku. 

Di akhir tahun 2012, tepatnya setelah hari raya Idul Fitri, lagi-lagi aku ingin menikah. Tapi saat itu visiku telah mengalami perkembangan selain karena aku inginkan bimbingan, aku ingin menikah karena kuketahui bahwa surga bagi wanita adalah suaminya, dan menikah adalah penyempurnaan separuh agama. Jadi jika aku tidak menikah, bagaimana ku sempurnakan agamaku dan peroleh surga? Dan subhanallah, ketika itu pula aku dipertemukan dengan seorang ikhwan yang Insya Allah mampu menjadi imam yg baik. Entah kekuatan dari mana, hatiku yakin padanya. Istikharah, munajat doa, semakin memantapkan hatiku. 

Maka terpatrilah sudah hati ini. 

Dan aku pun semakin ingin menikah, aku rindu menikah.

Selain visi-visi yg telah aku urai sebelumnya, kali ini ada alasan yg lebih – mengapa aku rindu menikah (dengannya). Selain karena Allah, aku ingin senantiasa di sampingnya, menemani suka dukanya, menjaganya, mendukungnya dalam jihadnya, mengikhlaskan bahuku sebagai sandarannya ketika lelah, menyerahkan segala apa yg aku mampu berikan untuk kebahagiaannya dan kekokohan imannya, 
Aku juga ingin melahirkan dan membimbing generasi-generasi muslim yg mampu mengibarkan kejayaan Islam, bersamanya,
Insya Allah Aamiin... 

Maka terpatrilah sudah hati ini. 

Masalahnya, apakah dia (ikhwan itu) memiliki hati dan visi yg sama denganku? :D

Ya Allah... bolehkah ini? Aku hanya wanita dhoif, dan semoga Allah meridhoi dan menjabah kerinduanku, Aamiin... 


Dan kapan aku menikah? Akhir tahun ini? Awal tahun depan (2014)?
Dan dengan siapa nantinya aku menikah? dengan dia (ikhwan itu) kah? [Aamiin...]
Atau dengan seorang ikhwan yg lain?
Hanya Allah yang Tahu.
Dan aku yakin pasti rancangan Allah adalah yang terbaik :)